Jumat, 02 Maret 2012

Prospektif Perpustakaan dan Seputar Pendidikan Formal

PROSPEKTIF PERPUSTAKAAN DAN SEPUTAR PENDIDIKAN FORMAL 
Oleh : Nurhasyim 
(Widyaiswara Madya Kantor Diklat Kab. Banyumas) 
Dipublikasikan tanggal 02 Maret 2012 di www.diklatbanyumas.net 

Harapan seseorang untuk mengaktualisasikan diri sangatlah beragam, salah satunya melalui pendidikan formal yang ditempuhnya. Ada kalanya pendidikan formal dapat mencerminkan keberadaan seseorang baik dari segi intelektual maupun ekonomi, sehingga kadang-kadang demi untuk meningkatkan harkat, martabat, dan status sosial, maka seseorang menempuh pendidikan formal jurusan tertentu.globalisasi banyak menawarkan kesempatan bagi masyarakat luas untuk mengembangkan diri melalui pendidikan formal yang bisa dikembangkan menjadi pendidikan profesi. Salah satu pendidikan formal yang mulai diperhitungkan keberadaannya dan diharapkan bisa bersaing dengan jurusan-jurusan lain adalah Jurusan Perpustakaan.

Pendidikan formal perpustakaan bagi sebagian orang mungkin masih terasa asing di tengah maraknya jurusan baru yang bagi sementara orang dianggap lebih prospektif. Sedangkan jurusan perpustakaan lebih terkesan tidak menarik, membosankan, dan kurang marketable, sehingga membuat orang tidak melirik pada jurusan yang satu ini. Tetapi dalam perkembangan selanjutnya sungguh di luar dugaan dan sekaligus membahagiakan. Beberapa Universitas Negeri dan bahkan Universitas Terbuka merencanakan untuk membuka Jurusan S1  Perpustakaan, sedangkan untuk program D III sudah banyak diselenggarakan oleh PTN dan PTS. Khusus untuk Universitas Terbuka (UT) pada saat ini telah menyelenggarakan pendidikan formal D II Perpustakaan yang dipusatkan di kabupaten/kota. Hasilnya ternyata di luar dugaan, animo masyarakat sangat luar biasa, terbukti dari banyaknya peminat yang mengkuti pendidikan ini, Jadi, salah jika beranggapan bahwa jurusan perpustakaan tidak prospektif. 

Penyelenggaraan pendidikan ini memang tidak dipusatkan pada satu tempat atau kampus tertentu, tetapi diselenggarakan di kabupaten/kota secara mandiri. Sedangkan untuk pelaksanaan ujian tetap mengikuti peraturan dari UT. Cara jemput bola ini ternyata lebih efektif dalam menjaring peserta, karena mereka tidak perlu mengikuti tutorial sampai ke luar kota.Hampir di semua kabupaten/kota di Jawa Tengah, telah menyelenggarakan pendidikan formal D II Perpustakaan ini. Bila dilihat dari banyaknya peminat tak perlu diragukan lagi bahwa jurusan perpustakaan sangat prospektif. Dalam perkembangannya, masyarakat makin menyadari bahwa setiap institusi baik pemerintah maupun swasta memerlukan tenaga profesional untuk mengelola perpustakaan, dan hal ituhanya bisa dilakukan oleh SDM yang paling tidak memiliki latar belakang pendidikan formal perpustakaan. 

Apabila dilihat dari prospek ke depan, jurusan ini memang sangat menjanjikan, karena kenyataannya semua institusi yang memiliki pusat informasi, dokumentasi, dan perpustakaan maupun sekolah-sekolah sangat membutuhkan tenaga pengelola perpustakaan. Namun apakah benar bagi alumni perpustakaan dapat ditampung pada institusi yang ada ?

Dari animo masyarakat yang begitu besar terhadap pendidikan perpustakaan maka menjadi nilai tambah bagi pustakawan untuk mengembangkan ilmunya sehinga Pustakawan banyak yang menjadi Tutorial di Universitas terbauka ;

1. Tutorial
Setiap penyelenggaraan pendidikan formal pasti dikehendaki hasil yang optimal sebagai bukti bahwa pendidikan tersebut memang dibutuhkan, demikian juga untuk pendidikan D II UT ini. Untuk memperoleh hasil yang optimal perlu direncanakan secara matang baik untuk kurikulum pembelajaran maupun tutornya. Untuk kurikulum pembelajaran telah disesuaikan dengan kebutuhan untuk pendidikan D II yang harus dipenuhi. Tutor untuk materi-materi teknis idealnya adalah tenaga-tenaga yang memiliki latar belakang pendidikan formal perpustakaan. Hal ini disebabkan tuntutan profesionalisme, karena paling tidak para tutor mampu dan mengusai materi yang disampaikan. Jika memang dikehendaki hasil yang maksimal, maka haruslah dipertimbangkan dari sisi tutorial. Setiap orang mungkin bisa menyampaikan materi seperti yang tertuang dalam modul, akan tetapi apabila hanya sekedar menyampaikan mungkin akan dangkal materi yang diperoleh para peserta. Alangkah lebih sempurna apabila teori yang disampaikan disertai oleh contoh-contoh yang konkrit seputar kegiatan penyelenggaraan perpustakaan. Jadi bagaimana mungkin seorang tutor yang tidak pernah melakukan pekerjaan di lingkup perpustakaan akan dengan jelas dan gamblang menjelaskan materi bersangkutan. Idealnya para tutor pendidikan formal D II ini lebih banyak membekali dengan materi-materi yang sifatnya teknis dari pada manajerial, karena lulusan D II ini memang akan lebih banyak manitikberatkan pada pekerjaan teknis dari pada pekerjaan manajerial.

2. Kuantitas dan Kualitas
Apabila dilihat dari segi kuantitas memang jumlah peserta/mahasiswa bisa melebihi target. Kenyataan ini dapat dilihat dari besarnya animo masyarakat untuk mengikuti tutorial, sehingga harus dibagi dalam beberapa kelas untuk setiap materi. Melihat jumlah peserta yang bisa dikatakan optimal ini, membuktikan bahwa masyarakat luas sudah familiar dengan perpustakaan dan kegiatan-kegiatan yang melingkupinya. Situasi dan kondisi ini juga membuktikan bahwa kegiatan pemasyarakatan perpustakaan berjalan maksimal.

Setiap penyelenggaraan pendidikan formal selalu diharapkan hasil yang maksimal, yaitu para alumni yang berkualitas. Hasil yang berkualitas akan diperoleh selain dari usaha peserta sendiri tentunya adalah dari tutor yang berkualitas juga. Dapat dibayangkan bahwa UT dapat menghasilkan alumni seperti yang diharapkan baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Jika hal tersebut benar-benar terwujud, maka betapa membanggakan bahwa lembaga perpustakaan telah memiliki tenaga-tenaga pengelola yang profesional dan siap memajukan dunia kepustakawanan Indonesia. Sehingga lembaga perpustakaan tidak lagi dipandang sebelah mata, tetapi menjadi lembaga penunjang untuk belajat sepanjang hayat untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Penyelenggaraan pendidikan formal selalu mengharapkan hasil yang maksimal, yaitu tamatan para alumni yang berkualitas. Hasil yang berkualitas akan diperoleh selain dari usaha peserta sendiri tentunya adalah dari tutor yang berkualitas juga. Dapat dibayangkan bahwa UT dapat menghasilkan alumni seperti yang diharapkan baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Jika hal tersebut benar-benar terwujud, maka betapa membanggakan bahwa lembaga perpustakaan telah memiliki tenaga-tenaga pengelola yang profesional 

DAFTAR PUSTAKA
  • Departemen Pendidikan Nasional (2005). Perpustakaan Perguruan Tinggi, Buku Pedoman Ed.3 Jakarta, Derektorat Jendral Pendidikan Tinggi , Departemen Pendidikan Nasional RI
  • Sulistyo-Basuki (1991). Pengantar Ilmu Perpustakaan, Jakarta ;Gramedia
  • Suwarno, Wiji (2010). Ilmu Perpustakaan dan Kode Etik Pustakawan, Yogyakarta: Arruz Media
  • ------------------ Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta : Sagung Seto, 2007
  • ..................... Manajemen Perpustakaan: suatu pendekatan praktik. Sagung Seto: 2007


0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Bluehost Coupons